Perebutan Kursi PM Jepang Memanas, Dua Menteri Kabinet Resmi Maju
Reporter : Sigit P
Headlines
Rabu, 17 September 2025
Waktu baca 3 menit

siginews.com-Internasional – Perebutan posisi perdana menteri Jepang semakin sengit usai Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi dan Kepala Juru Bicara Pemerintah Yoshimasa Hayashi resmi mengumumkan pencalonan mereka.
Kedua menteri ini bergabung dalam bursa calon pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang akan digelar awal bulan depan menggantikan PM Shigeru Ishiba.
Ishiba memutuskan mundur sebagai bentuk tanggung jawab atas serangkaian kekalahan telak LDP dalam pemilu, yang membuat tugas mencari pemimpin baru semakin rumit.
Dalam konferensi pers, Menteri Koizumi menyatakan bahwa ia telah mendapat dukungan penuh dari Menteri Keuangan Katsunobu Kato yang akan memimpin kampanye.
Koizumi, yang merupakan putra mantan Perdana Menteri Junichiro Koizumi, memiliki rekam jejak yang cukup baik, salah satunya keberhasilannya mengekang kenaikan harga beras.
Sementara itu, Kato, yang memperoleh suara paling sedikit pada kontes kepemimpinan LDP tahun lalu, kini memilih untuk mendukung Koizumi demi “menyatukan partai”.
Di sisi lain, Yoshimasa Hayashi mengumumkan pencalonannya melalui platform media sosial X.
“Saya bertujuan untuk memimpin pemerintahan baru yang menyeimbangkan stabilitas dan pertumbuhan, dengan memanfaatkan semua pengalaman dan pencapaian saya,” tulis Hayashi.
Dua kandidat lain, Mantan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi dan Mantan Menteri Keamanan Ekonomi Takayuki Kobayashi, sudah lebih dulu mencalonkan diri.
Selain itu, mantan Menteri Dalam Negeri Sanae Takaichi juga diperkirakan akan segera maju dan berpeluang menjadi pemimpin perempuan pertama Jepang.
Menurut jajak pendapat media, Koizumi dan Takaichi menjadi kandidat terdepan. Kelima nama ini sebelumnya juga bertarung dalam pemilihan kepemimpinan tahun lalu yang dimenangkan oleh Ishiba.
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur di Tengah Krisis Ekonomi dan Politik
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu (7/9).
Keputusan ini diambil setelah masa jabatannya, yang dimulai sejak Oktober 2024, diwarnai berbagai tantangan berat, mulai dari ekonomi yang lesu, biaya hidup tinggi, hingga krisis pangan.
Tekanan terhadap Ishiba semakin meningkat setelah Partai Demokrat Liberal (LDP) dan mitra koalisinya, Komeito, kehilangan mayoritas di majelis tinggi, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Kekalahan ini mengguncang stabilitas politik Jepang yang selama hampir tujuh dekade didominasi oleh LDP.
Hadapi Tekanan Ekonomi dan Politik
Dalam upaya mengatasi krisis ekonomi, Ishiba berhadapan dengan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) pada sebagian besar barang Jepang, termasuk sektor otomotif.
Meski begitu, ia berhasil mengamankan kesepakatan dagang yang membuat Presiden AS, Donald Trump, menurunkan tarif impor dari 27,5% menjadi 15%.
“Kami telah melewati rintangan penting. Saya ingin menyerahkan tongkat estafet ini kepada generasi berikutnya,” kata Ishiba, seperti dikutip Asahi Shimbun.
Isu pangan, khususnya beras, juga memperlemah posisinya. Menurut laporan Japan Times, Ishiba mengakui pemerintah salah menghitung proyeksi permintaan dan pasokan, yang mengakibatkan kelangkaan dan kenaikan harga beras.
“Kami berasumsi volume produksi memadai, meski analisisnya tidak cukup,” ungkap Ishiba dalam rapat kabinet, menyebut lonjakan konsumsi akibat pariwisata, perubahan pola belanja, dan cuaca ekstrem sebagai faktor yang luput dari perhitungan.
(Editor Aro)
#Pemilihan Perdana Menteri Jepang
#PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur
#Shinjiro Koizumi
#Yoshimasa Hayashi



Berita Terkait

Pasca Demo Pati, Walikota Eri Pilih Utang daripada Naikkan Pajak
Ekbis.Sabtu, 23 Agustus 2025

Kejari Jombang Musnahkan Barang Bukti Narkoba dan Miras
Headlines.Rabu, 10 Desember 2025

Aturan Sound Horeg: Batasi Desibel hingga Larangan Konten Erotis
Hukrim.Selasa, 29 Juli 2025

Prabowo Beri Pangkat Jenderal kepada Djamari Chaniago dan Ahmad Dofiri
Hankam.Rabu, 17 September 2025

