Transfer Pusat Dipotong, Begini Nasib Program Sosial di Surabaya
Reporter : Editor 01
Ekonomi
Rabu, 8 Oktober 2025
Waktu baca 2 menit

siginews.com-Surabaya – Menghadapi pengurangan dana transfer dari pemerintah pusat, pertanyaan besar yang muncul bagaimana nasib program-program bantuan sosial dan kesejahteraan yang sudah berjalan, termasuk bantuan untuk masyarakat miskin?
Wali Kota Eri menegaskan meski Kota Surabaya menghadapi pengurangan dana transfer dari pemerintah pusat, program unggulan seperti Satu Keluarga Satu Sarjana, bantuan operasional sekolah swasta, hingga perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dipastikan tetap berjalan.
Penegasan ini disampaikan Wali Kota Eri dalam Rapat Paripurna Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Kota Surabaya Tahun 2026 di Gedung DPRD pada Selasa (7/10/2025).
Bantuan Sekolah Swasta dan Ijazah Tertahan
Dalam upaya mengatasi masalah pendidikan, Pemkot Surabaya akan mengucurkan bantuan khusus.
“Kami akan memberikan bantuan operasional tambahan sebesar Rp350.000 per bulan (sekitar Rp3,5 juta per tahun) kepada sekolah-sekolah swasta setingkat SMA/SMK di Surabaya. Bantuan ini diberikan supaya pihak sekolah tidak lagi menahan ijazah siswa dari keluarga kurang mampu,” ujar Wali Kota Eri.
Wali Kota menekankan bahwa tantangan fiskal ini menuntut adanya keberanian, keteguhan, dan kekuatan kebersamaan antara eksekutif dan legislatif.
“Hari ini kita sampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi kita, dengan pengurangan-pengurangan transfer daerah, Surabaya tidak boleh mundur,” tegasnya.
Godok Perda Rutilahu dan Target Kinerja
Terkait program perbaikan Rutilahu, Pemkot bersama Komisi A DPRD tengah menggodok Peraturan Daerah (Perda) Rumah Layak Huni.
Perda ini bertujuan menyeleksi penerima bantuan secara lebih ketat agar perubahan kemiskinan lebih terukur dan tepat sasaran.
Eri mengakui kekuatan fiskal kota menjadi tantangan karena berbanding lurus dengan pemotongan transfer pusat yang besar.
“Di situlah dibutuhkan inovasi-inovasi. Meskipun fiskalnya kuat, transfernya turun, bantuannya juga turun, tapi kemiskinan tetap harus turun,” paparnya.
Meski tantangan fiskal, target kinerja Pemkot Surabaya tetap harus tumbuh: pertumbuhan ekonomi ditargetkan naik menjadi 5,8 persen, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) harus meningkat, dan angka Kematian Ibu dan Anak ditargetkan semakin menurun.
“Dengan kolaborasi ini, kami berharap program pro-rakyat, terutama untuk masyarakat miskin, akan tetap tersentuh dan pembangunan infrastruktur kota akan terus berjalan,” pungkas Wali Kota Eri.
(Editor Aro)
#Bantuan pendidikan
#Bantuan Rutilahu
#Bantuan sosial
#Eri Cahyadi
#Rapat paripurna
#RAPBD Surabaya 2026
#Wali Kota Eri Cahyadi



Berita Terkait

MoU Kemenkop & Kadin Indonesia: Tancap Gas Bentuk Kop Des Merah Putih
Ekbis.Sabtu, 15 Maret 2025

Kampanye Sumrambah Kenang Pesan Almarhum Mbah Moen Soal Pertanian
Headlines.Sabtu, 5 Oktober 2024

DPRD Bwi Dan Pemkab Sepakati KUA PPAS APBD 2025. Begini Penjelasannya
Banyuwangi.Jumat, 25 Oktober 2024

Sulap Saluran Air Kotor Jadi Kuliner UMKM. Begini Penjelasannya
Banyuwangi.Senin, 16 September 2024

