• Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Siginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Siginews.comSiginews.com
  • Home
  • Indepth
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Ekbis
  • Sport
  • Lifestyle
  • Daerah
  • Indeks
Search
  • Rubrikasi
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Politik
    • Ekbis
    • Hukrim
    • Hankam
    • Lifestyle
    • Jawa Timur
Have an existing account? Sign In
© 2024 - Siginews.com
Nasional

Pemilu Dipisah Mulai 2029: Pilih Presiden Dulu, Kepala Daerah Nanti

Reporter : Editor 02 Kamis, 26 Juni 2025
Sidang MK Pembacaan Putusan (Foto: ssyt.mkri/editing.aro)
SHARE

siginews-Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengeluarkan putusan penting yang akan mengubah sistem pemilihan di Indonesia. Mulai tahun 2029, pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) nasional dan daerah akan dipisahkan. Ini berarti Pemilu nasional hanya akan memilih anggota DPR, DPD, serta presiden/wakil presiden.

Sementara itu, pemilihan anggota DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota akan digelar bersamaan dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Keputusan ini tertuang dalam Putusan MK Nomor 135/PUU-XXII/2024 yang diajukan oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Wakil Ketua MK, Saldi Isra, menjelaskan bahwa Mahkamah mempertimbangkan belum adanya revisi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) sejak Putusan MK Nomor 55/PUU-XVII/2019. MK juga melihat adanya upaya DPR dan pemerintah untuk mereformasi semua undang-undang terkait Pemilu.

Baca Juga:  Pemilu Dipisah, Masa Jabatan DPRD Bisa Diperpanjang? Ini Kata DPR

“Semua model penyelenggaraan pemilihan umum, termasuk pemilihan gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota yang telah dilaksanakan selama ini tetap konstitusional,” tegas Saldi di Ruang Sidang Pleno MK, Jakarta, Kamis (26/6/2025).

Waktu Pencoblosan dan Fokus Pembangunan Daerah

Meski tak bisa menentukan waktu spesifik, MK mengusulkan agar Pilkada dan Pileg DPRD dapat digelar paling lambat dua tahun enam bulan setelah pelantikan anggota DPR/DPD dan presiden/wakil presiden.

“Pemungutan suara dilaksanakan secara serentak untuk memilih anggota DPR, anggota DPD, Presiden/Wakil Presiden, dan setelahnya dalam waktu paling singkat 2 (dua) tahun atau paling lama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan sejak pelantikan anggota DPR dan anggota DPD atau sejak pelantikan Presiden/Wakil Presiden dilaksanakan pemungutan suara secara serentak untuk memilih anggota DPRD dan gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota,” jelas Saldi.

Baca Juga:  MK Putuskan PSU di 11 Daerah, Pilkada Ulang Digelar!

MK juga mempertimbangkan bahwa masalah pembangunan di daerah seringkali “tenggelam” jika pemilihan DPRD digabung dengan Pemilu nasional. Hal ini disebabkan partai politik, kontestan, dan pemilih lebih fokus pada pemilihan presiden dan anggota DPR.

“Masalah pembangunan di setiap provinsi dan kabupaten/kota harus tetap menjadi fokus dan tidak boleh dibiarkan tenggelam di tengah isu/masalah pembangunan di tingkat nasional,” ujar Saldi.

Mencegah Kejenuhan Pemilih dan Tingkatkan Kualitas Demokrasi

Dari sisi pemilih, MK menilai jadwal Pemilu nasional dan daerah yang berdekatan berpotensi menimbulkan kejenuhan dan hilangnya fokus. Pemilih harus mencoblos lima jenis kertas suara sekaligus, mulai dari presiden hingga DPRD kabupaten/kota, dalam satu waktu.

Baca Juga:  Pilkada Ulang: Evaluasi Kinerja KPU dan Minta Menkeu Biayai PSU

“Fokus pemilih terpecah pada pilihan calon yang terlampau banyak dan pada saat yang bersamaan waktu yang tersedia untuk mencoblos menjadi sangat terbatas. Kondisi ini, disadari atau tidak, bermuara pada menurunnya kualitas pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam pemilihan umum,” kata Saldi.

Dalam amar putusannya, MK menyatakan Pasal 167 ayat (3) UU Pemilu dan Pasal 3 ayat (1) UU Pilkada bertentangan dengan UUD 1945. Pasal-pasal ini harus dimaknai dengan pemisahan jadwal pemilihan seperti yang telah dijelaskan, demi meningkatkan kualitas demokrasi dan fokus pembangunan.

(Editor Aro)

Tag :mahkamah konstitusiMKPemiluPemilu terpisahPutusan MK
Ad imageAd image

BERITA TERBARU

Menapaki Jejak Soekarno di Ploso Jombang, Pegiat Sejarah Duduk Bareng
Senin, 30 Juni 2025
MotoGP Assen: Usaha Keras Bagnaia Redam Acosta untuk Podium
Senin, 30 Juni 2025
Libur Sekolah, 1.500 Santri Ponpes Gadingmangu Ikut Kemah di Wonosalam
Senin, 30 Juni 2025
Indonesia-Tiongkok Bangun Pabrik Baterai EV Terbesar se-Asia Tenggara
Senin, 30 Juni 2025
Putusan MK Ubah Jadwal Pemilu, Demokrat Pikirkan Dampak ke Pengurus
Senin, 30 Juni 2025
Ad imageAd image

Berita Populer

Menapaki Jejak Soekarno di Ploso Jombang, Pegiat Sejarah Duduk Bareng

MotoGP Assen: Usaha Keras Bagnaia Redam Acosta untuk Podium

Libur Sekolah, 1.500 Santri Ponpes Gadingmangu Ikut Kemah di Wonosalam

Indonesia-Tiongkok Bangun Pabrik Baterai EV Terbesar se-Asia Tenggara

Putusan MK Ubah Jadwal Pemilu, Demokrat Pikirkan Dampak ke Pengurus

Berita Menarik Lainnya:

Menlu Sugiono Desak Indonesia Kompak Sikapi Konflik Iran-Israel

Senin, 30 Juni 2025

Prabowo& PM Anwar Kompak: Ambalat Tak Jadi Halangan Kerja Sama Ekonomi

Minggu, 29 Juni 2025

Bawaslu RI Sambut Putusan MK: Pemilu Serentak Terlalu Padat

Minggu, 29 Juni 2025

Porprov Jatim 2025 Resmi Dibuka: Targetkan Cetak Atlet Olimpiade

Minggu, 29 Juni 2025
Siginews.com

Siginews.com adalah media online yang berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan untuk generasi Indonesia.

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Foto
  • Video
  • Indepth
  • Opini
  • Pilihan Redaksi

Ikuti Kami

Copyright 2024 – Siginews.com

Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?