Surabaya – Target swasembada pangan 2025 yang disampaikan Presiden Prabowo patut dipertanyakan dengan adanya pengurangan kuota pupuk bersubsidi di Jawa Timur.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Heru Suseno, menyebutkan penurunan dari 1,9 juta ton pada 2024 menjadi 1,88 juta ton. Kuota senilai Rp 8,87 triliun ini terdiri dari pupuk Urea, NPK, NPK Formula Khusus, dan Organik.
“Memang ada penurunan karena untuk penentuan kuota ini dilihat dari serapan di Jatim tahun lalu. Yang mana kita pada tahun 2024 ini memang tidak sampai 100 persen, tetapi sekitar 80 an persen,” tegas Heru, Kamis (23/1/2025)
Masalah distribusi menjadi salah satu penyebab utama tidak terserapnya kuota pupuk bersubsidi di Jawa Timur secara maksimal. Selain keterbatasan biaya tebus petani, pupuk seringkali tersedia di luar masa tanam.
Untuk mengatasi hal ini, Dinas Pertanian Jawa Timur berharap adanya perubahan Inpres yang dapat memperpendek alur distribusi dan memastikan pupuk sampai tepat waktu kepada petani.
“Berdasarkan rapat terakhir bersama Pupuk Indonesia, saat ini pupuk bersubsidi Jatim sudah tersedia. Bahkan saat ini pupuknya sudah ada di kios. Jadi kan alurnya di distributor lalu kios. Nah sekarang sudah di kios, siap didistribusikan,” tegas Heru.
Masa tanam pertama 2025 telah dimulai di beberapa daerah, penyiapan pupuk dipercepat. Heru menjelaskan bahwa perbedaan waktu masa tanam antar daerah menjadi perhatian, sehingga ketersediaan pupuk diharapkan tepat waktu sesuai kebutuhan masing-masing.
(Aro)