Jombang – Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Jombang akan segera merealisasikan bantuan bibit padi bagi petani yang terdampak banjir. Bantuan ini diberikan setelah ratusan hektar sawah mengalami gagal tumbuh pada awal musim tanam.
Sawah yang baru ditanami sejak Desember 2024 hingga Januari 2025 rata-rata terendam banjir. Akibatnya, bibit padi yang baru ditanam atau yang akan ditanam mengalami kerusakan.
Kepala Disperta Jombang Much Rony menyebut akibat curah hujan tinggi ditambah tidak sanggupnya beberapa sungai menampung volume air. Lahan pertanian sawah tergenang, luasan terdampak hingga alami kerusakan tanaman mencapai 200 hektar.
“Nantinya per hektar akan mendapatkan bantuan bibit 25 kilogram. Jumlah petani yang sudah terdata kurang lebih 600 orang,” ucap Much Rony dalam pesan diterima wartawan, Sabtu (8/2/2025).
Disperta Jombang baru merealisasikan bantuan bibit tersebut belum dalam waktu dekat ini. Mengingat tanaman padi petani tidak merata, selain padi terdampak, saat ini sebagian besar sawah tidak terdampak sudah memasuki masa bertumbuh menjelang pembungahan.
Mengenai waktu realisasi bantuan, Rony menyampaikan akan diberikan menjelang musim tanam berikutnya. Dimana bibit akan dilakukan persemaian baru pada tanam padi selanjutnya.
“Insya allah bibit diberikan bulan April-Mei 2025 untuk ditanam pada musim berikutnya,” bebernya.
Disperta tidak akan membagikan bibit padi pada musim tanam sekarang. Ia beralasan jika diberikan di pertengahan saat ini, tentu usia tumbuh kembang tanaman tidak sama dengan tanaman padi yang tidak terendam banjir.
“Jika diberikan sekarang petani harus menyemai baru lagi dan itu butuh waktu kurang lebih satu bulan. Dan usia tanamnya berbeda,” ujarnya.
Pada pemberian bantuan bibit padi belum akan diberikan keseluruhan petani, mengingat anggaran yang dialokasikan terbatas. Berdasar data Disperta akibat dampak banjir, ada kurang lebih 200 hektar sawah petani terendam.
“Anggaran kami untuk pengadaan bibit ini hanya untuk 180 hektar saja. Sisanya akan ada pengadaan lagi lewat P-APBD (Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2025,” bebernya.
Sebagai informasi, merujuk data Disperta Jombang ada 615 hektar sawah di Kabupaten Jombang rentan kembali tergenang luapan banjir. Kondisi ini menempatkan luasan tersebut sebagai wilayaj waspada banjir.
Wilayah itu terbagi ke beberapa kecamatan, yakni di Kecamatan Peterongan ada sekitar 30 hektar, tepatnya masuk di kawasan Desa Ngrandulor. Sisanya ada 60 hektar terbagi di Kecamatan Tembelang, yakni di Desa Tembelang 15 hektar, Desa Rejosoponggir 30 hektar dan Desa Jatiwetas 15 hektar.
Kemudian lokasi terluas rentan terkena luapan banjir di Kecamatan Kesamben ada 525 hektar, tepatnya di Desa Kedungbetik 200 hektar, Desa Kesamben 75 hektar, Desa Watudakon 150 hektar dan Desa Kedungmlati 10 hektar.
Sebelumnya, Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, sampai tanggal 24 Januari 2025 ada sekitar 530 hektare lahan padi petani terdampak banjir. Titik persebaran mencakup 7 kecamatan di Kabupaten Jombang.
Di Kecamatan Kesamben luas sawah terdampak mencapai 427 hektare paling luas menyusul banjir yang terjadi lebih dari sepekan akibat luapan sungai Afvour Watudakon. Dua Desa terdampak, yakni Desa Jombok dan Desa Kedungbetik, Kecamatan Kesamben.
Menyusul Kecamatan Sumobito dengan luas sawah terdampak mencapai 40 hektar, Kecamatan Megaluh 25 hektare, Kecamatan Bandarkedungmulyo seluas 23 hektar, Kecamatan Tembelang 8 hektare dan terakhir Kecamatan Ngoro seluas 2,5 hektare. (Pray/Aro)