Jakarta – Pembentukan 80.000 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dipastikan oleh Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, akan menjadi katalisator bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Kementerian Koperasi menggencarkan sosialisasi Kopdes Merah Putih kepada pemerintah daerah, termasuk melalui APKASI, untuk mempercepat dampak positif program ini.
Kopdes Merah Putih diharapkan dapat bersinergi dengan BUMDes dalam mengakselerasi program-program peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Sinergi antara BUMDes dan Kopdes Merah Putih dipastikan oleh Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, akan menjadi kunci dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi desa.
Kurangnya pemahaman potensi desa diidentifikasi sebagai hambatan utama dalam pengembangan ekonomi desa yang optimal.
Melalui kolaborasi, BUMDes dan Kopdes diharapkan dapat mengoptimalkan potensi desa sebagai fondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
“Dari segi kepemilikan itu sudah berbeda (antara BUMDes dan Kopdes), jadi nanti kita harapkan Kopdes yang merupakan milik masyarakat dapat bahu-membahu membangun ekonomi kerakyatan melalui koperasi ini (Kopdes Merah Putih), kata Menkop Budi Arie dalam sosialisasi teknis pembentukan Kopdes Merah Putih dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) secara hybrid, Senin (24/03).
Kehadiran Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, Sekretaris Kementerian Koperasi Ahmad Zabadi, dan seluruh pejabat Eselon I Kementerian Koperasi menandai keseriusan pemerintah dalam mendukung program ini.
Menkop Budi Arie Setiadi, meyakini bahwa kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya di tingkat desa, akan menjadi kunci keberhasilan pengembangan BUMDes dan Kopdes.
Sinergi antara kedua entitas ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa dan penanggulangan kemiskinan ekstrem.
“Setiap desa itu punya keunikan, yang pasti Kopdes ini tujuannya untuk memangkas rantai kemiskinan ekstrim di desa, memberantas tengkulak atau rentenir dan pinjol yang menyengsarakan masyarakat didesa,” kata Menkop Budi Arie.
Dalam hitung-hitungan kasar, apabila dari 80.000 desa terdapat satu Kopdes Merah Putih dengan dana kelolaan hingga Rp5 miliar per Kopdes, maka terjadi perputaran ekonomi yang sangat besar di desa. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa program pembentukan Kopdes Merah Putih perlu diwujudkan karena desa dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
“Maka itu tugas kita semua adalah menggerakkan kesadaran warga desa untuk berkoperasi, dari atas (pemerintah) sudah ada political will maka dari bawah (masyarakat) harus ada gairah (berkoperasi),” ulas Menkop Budi Arie.
Dalam rangka mengakselerasi pembentukan Kopdes Merah Putih ini, telah disiapkan rancangan Instruksi Presiden (Inpres) agar Kementerian/ Lembaga, Lembaga Non Kementerian serta pemerintah daerah tingkat provinsi hingga kabupaten kota untuk bersinergi dan berkolaborasi yang lebih erat. Ditargetkan launching Kopdes Merah Putih ini dapat dilakukan pada 12 Juli 2025 bersamaan dengan Peringatan Hari Koperasi Nasional.
“Saya harap Kopdes ini tidak hanya sekedar pendekatan teknokratis tapi harus melalui movement, jadi kami meminta dukungan kepada Bapak/ Ibu Bupati pada aspek pemetaan data, potensi usaha, mitigasi risiko dan pendampingan pada program ini,” kata Menkop Budi Arie.
Terkait dengan skema pembiayaan dan anggaran untuk mengurus legalitas Kopdes Merah Putih, Menkop Budi Arie menyatakan bahwa masih dalam tahap pembahasan lebih mendalam dengan pihak-pihak terkait seperti Bank Himbara dan Kementerian Keuangan. Petunjuk teknis dan Petunjuk Pelaksanaan sedang difinaliasi oleh pemerintah.
“Skema pendanaan sedang didiskusikan pemerintah, besok kami diundang Pak Presiden untuk melakukan rapat terbatas. Nanti akan kami tanyakan soal penyelesaian skema pembiayaan ini,” katanya.
Sementara itu Pejabat Sementara (PJs) Ketua Umum APKASI Mochamad Nur Arifin menyatakan bahwa APKASI berkomitmen untuk menyukseskan program pembentukan Kopdes Merah Putih. Bahkan sudah ada beberapa Bupati yang menyatakan bahwa terdapat koperasi-koperasi yang siap bertransformasi menjadi Kopdes Merah Putih.
“Jadi memang di daerah itu gairahnya sudah besar, tapi step by stepnya untuk proses pembentukan ini harus diperhatikan karena hal ini sangat penting. Intinya kami siap mendukung,” kata Nur Arifin.
Terkait dengan keberadaan BUMDes, Nur Arifin menegaskan bahwa dengan adanya Kopdes Merah Putih justru akan saling menguatkan perannya masing-masing dalam membangun ekonomi masyarakat di desa. Keduanya memiliki peran yang sangat vital dalam membangun kemandirian desa sehingga Kopdes ini akan membantu BUMDes untuk mendukung pertumbuhan ekonomi desa secara inklusif.
“Jadi dua instrument ini (BUMDes dan Kopdes) akan menjadikan desa lebih berdaya karena keduanya aken berjalan beriringan seperti mengayuh sepeda untuk mengakselerasi kemajuan desa,” katanya.
(Editor Aro)