Surabaya – Dalam percepatan pengerjaan proyek antisipasi banjir di Kota Pahlawan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Walikota Eri Cahyadi menanggapi isu mengenai pengurangan anggaran banjir oleh Pemkot Surabaya. Ia pun menjelaskan bahwa tidak ada pengurangan anggaran, melainkan penyesuaian anggaran.
“Tidak ada pengurangan anggaran banjir, tapi kita ada penyesuaian-penyesuaian” jelasnya.
Penyesuaian yang dimaksud ialah penyesuaian prioritas proyek berdasarkan dana yang dimiliki Pemkot, sehingga diperlukan adanya penyesuaian skala prioritas.
Proyek yang dianggap sangat mendesak akan masuk sebagai prioritas, sedangkan proyek sisanya akan masuk dalam daftar tunggu.
Eri juga menjelaskan bahwa pengerjaan proyek yang dalam daftar tunggu akan tetap dikerjakan apabila terdapat sisa anggaran dari lelang proyek lainnya. Sehingga pengerjaan bisa maksimal akan tetapi berdasarkan skala prioritas yang ada.
“Bukan dikurangi, tetapi disesuaikan dengan proyek yang dikerjakan. Tapi nanti yang tidak dikerjakan akan dikerjakan apabila ada sisa anggaran dari lelang proyek lainnya,” jelas Eri
Selain itu, Eri menyampaikan terkait target jatuh tempo proyek antisipasi banjir akan selesai di bulan Desember karena akhir tahun puncak musim penghujan.
“Semua proyek banjir selesai sampai dengan bulan Desember, Insya Allah semuanya akan terselesaikan,” kata Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Rabu (4/12).
Dia menjelaskan bahwa beberapa wilayah yang menjadi prioritas penanganan seperti Dukuh Kupang, Tengger Raya, Wisma Tengger dan Pakal telah berjalan maksimal, terpantau Ketika hujan deras terjadi sudah tidak lagi terjadi banjir.
“Alhamdulillah ini normalnya sudah luar biasa, sudah maksimal dan kita terus pantau sehingga hujan deras juga tidak ada genangan,” ujar Eri.
Akan tetapi pada beberapa titik ditemui adanya cekungan jalan sehingga perlu dilaksanakan peninggian jalan agar tidak lagi terjadi genangan pada cekungan tersebut.
Rencananya Pemkot Surabaya akan memfokuskan diri pada penanganan infrastruktur paving dan saluran pada maksimal pada 2026. Sehingga berbagai program saluran penanganan banjir yang belum selesai akan dikebut pada 2025.
“Untuk perbaikan kampung selesai di tahun 2025-2026, sesudah itu tidak boleh ada lagi soal paving dan saluran. Sehingga akan kita kebut di tahun 2025. Kita punya prioritas, kampung dan banjir dulu baru bergerak untuk yang lainnya,” ungkap Eri.
(aro)