Jombang – Persebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak terutama sapi di Jombang memantik Dinas Peternakan untuk menempuh sejumlah langkah penanganan.
Plt Kepala Dinas Peternakan Mochammad Saleh bersama dokter hewan dan dinas terkait melakukan pengecekan transportasi hewan ternak di Pasar Sapi Kabuh, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Selasa (7/1/2025).
Diakui M Saleh jika sejak akhir Desember 2024, ketersediaan vaksin milik pemerintah sudah habis terpakai untuk kegiatan vaksinasi. “Sebanyak 625 ketersediaan vaksin habis,” kata M Shaleh kepada wartawan, Selasa (7/1/2024).
Sejauh ini menurut M Saleh keterbatasan vaksin tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Jombang, namun hampir semua wilayah di tingkat Nasional juga terbatas.
Kejadian PMK di November sampai awal Desember 2024 sudah sempat dinyatakan endemi. Tidak ada gejalan PMK, sampai akhirnya khusus di Wilayah Jombang menyerang sekitar ratusan sapi.
“Akhir Desember Provinsi Jawa Timur sebagai kantong ternak sudah berupaya untuk pengadaan vaksin tapi ternyata kosong,” beber mantan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang ini.
Sementara untuk penganggaran di awal Tahun 2025 untuk pengadaan Vaksin PMK oleh Pemerintah Kabupaten Jombang belum ada. Dinas Peternakan sendiri juga terus berupaya untuk pengajuan vaksin baik tingkat Provinsi maupun Nasional.
“Pengajuan secara lingkup pemerintah kabupaten, belum ada, belum ada ya,” ujarnya.
Kondisi ketersediaan vaksin di pemerintah memang sudah habis, tapi kalau swasta ketersediaan vaksin ada dimana – mana.
Meskipun demikian, Dinas Peternakan Kabupaten Jombang tetap menggandeng semua pihak untuk melakukan pencegahan penyebaran Virus PMK pada ternak.
“Untuk pencegahan pihaknya bersama petugas dilapangan melakukan pemblokiran jual beli sapi, seperti di Pasar Sapi Kabuh hari ini, saya melakukan checking kendaraan, saya melihat ada 4 sampai 5 truk, oleh petugas juga dilakukan penyemprotan disinfektan,” terangnya.
Kebijakannya jika terdapat ternak terindikasi PMK oleh petugas dilakukan penarikan dari pasar hewan. Selama proses pengecekan di pasar tidak ditemukan hewan Sapi terjangkit virus PMK. “Sementara tadi aman, sehat – sehat ternak sapi di pasar Kabuh,” ucapnya.
Disinggung adanya hinbauan dari Kementrian Pertanian (Kementan) untuk melakukan penutupan pasar hewan jika ditemukan hewan ternak terserang penyakit PMK, M Shaleh menyebut hal itu baru bisa dilakukan jika radius hewan terjangkit penyakit PMK masif.
“Kalau radius persebaran diatas seribu lebih itu baru bisa, di Jawa Timur kan belum ada penutupan pasar hewan, karena persebaran masih dalam skala dapat ditangani,” jelasnya.
Sampai saat ini Dinas Peternakan Jombang masih terus memberikan himbauan, kepada peternak untuk membersihkan lingkungan kandang, upaya mandiri harus terus dilakukan. Disamping mendorong pihak swasta untuk berperan melakukan upaya vaksinasi.
(Pray)